Kudeta Honduras dan Pemerintah Amerika Memiliki Dua Wajah

Kudeta Honduras dan Pemerintah Amerika Memiliki Dua Wajah

Pada tanggal 28 Juni 2009 militer Honduras melakukan kudeta militer. Sekelompok dari militer membawa presiden terguling Manuel Zelaya dan mengasingkannya ke Kosta Rika. Kemudian ketua parlemen Roberto Micheletti ditunjuk menjadi presiden sementara Honduras.

Dan pada tanggal 5 Juli 2009 Organisasi Negara-Negara Amerika yang beranggotakan 34 negara mengadakan pertemuan di Washington. Organisasi memutuskan untuk menangguhkan keanggotaan Honduras. Honduras merupakan negara kedua yang ditangguhkan keanggotaannya di organisasi itu, setelah Kuba yang ditangguhkan keanggotaannya pada tahun 1962 setelah terjadi kudeta yang dilakukan oleh Fidel Castro pada tahun 1959. Penangguhan keanggotaan itu menciptakan kesulitan dihadapan Honduras untuk mendapatkan utang dari Bank Pembangunan Amerika. Ketua Bank tersebut mengumumkan bahwa Bank Pembangunan Amerika akan menangguhkan utang untuk Honduras disebabkan terjadinya kudeta itu.

Venezuela, Brazil dan negara-negara lainnya menuntut pemutusan hubungan bilateral dengan Honduras pada konferensi Organisasi Negara-Negara Amerika itu. Akan tetapi Amerika dan negara-negara yang menjadi kelompoknya seperti Meksiko dan Kolombia disamping Kanada menolak usulan itu. Hal itu menunjukkan betapa cairnya sikap Amerika terhadap kudeta yang terjadi dan bahwa Amerika tidak menentangnya secara final. Hal itu tampak jelas dari pernyataan-pernyataan menteri luar negeri Amerika Hillary Clinton. Ia mengatakan: “Sesungguhnya pemerintah (Amerika) sampai sekarang secara resmi belum mengklasifikasikan penggulingan Zelaya bahwa itu merupakan kudeta militer. Karena konsekuensi pengklasifikasian ini, Presiden Amerika Serikat harus memutuskan berbagai bantuan dari Honduras“ (Reuters, 30/6/2009). Hillary Clinton ditanya apakah Amerika Serikat saat ini berpikir memutus bantuan dari Honduras, Clinton menggelengkan kepala pertanda menafikannya. Ia sebelumnya telah menyebutkan: “Amerika Serikat saat ini menahan diri untuk memberi penilaian terhadap kondisi di Honduras dan hasil-hasil final yang mungkin terjadi sebelum Amerika menentukan langkah-langkah berikutnya“ (Reuters, 30/6/2009). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Amerika secara implisit tidak menentang kudeta tersebut. Bahkan tercium aroma bahwa Amerika ada dibelakang kudeta itu. Jaringan televisi CNN pada tanggal 30 Juni 2009 menegaskan klaim kelompok yang melakukan kudeta yang dinyatakan oleh menteri luar negeri kelompok pemerintahan sementara Honduras, Enrique Ortez Colindres, bahwa alasan dibelakang penggulingan presiden Zelaya adalah toleransi yang diberikan Zelaya atas pemindahan berton-ton kokain ke negara-negara Amerika Tengah lainnya. Selain itu juga penyelewengannya terhadap konstitusi ketika mengusulkan dilakukannya referendum untuk mengamandemen konstitusi supaya mengizinkan presiden mencalonkan diri untuk kedua kalinya. Jaringan CNN menegaskan klaim tersebut, khususnya masalah pelarian narkoba. CNN menyiarkan secara gamblang bahwa “Setiap malam Honduras menyaksikan datangnya dua atau tiga pesawat dari Venezuela. Dengan pesawat itu harta hasil pelarian narkoba dibawa“.

Yang menegaskan bahwa Amerika ada dibelakang kudeta itu adalah pernyataan juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs. Ia mengatakan, “Pemerintah (Amerika) dalam beberapa hari lalu berupaya mencegah terjadinya kudeta. Tujuan kami sekarang adalah mengembalikan sistem demokrasi di Honduras“ (Reuters, 30/6/2009). Juru bicara Gedung Putih mengumumkan pengetahuan Pemerintah Amerika akan terjadinya kudeta beberapa hari sebelum terjadi. Bahwa Amerika tidak mencegah terjadinya kudeta menunjukkan persetujuan AS terhadap kudeta itu bahkan AS yang mematangkannya. Kudeta itu tidak mungkin dilakukan tanpa dukungan AS selama AS telah mengetahui kudeta itu sebelumnya“. Sesungguhnya Honduras merupakan negeri kecil dan miskin tidak mampu menahan tekanan-tekanan dan sanksi-sanksi jika dijatuhkan terhadapnya, kecuali dengan dukungan dan sokongan dari luar dan dalam negeri. Hal itu menunjukkan bahwa para pelaku kudeta telah mendapatkan dukungan terlebih dahulu dari Amerika Serikat. Pernyataan Hillary Clinton menunjukkan hal itu. Karena pemerintahnya tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap Honduras dengan memutuskan bantuan Amerika dari Honduras. Hingga meski Bank Pembangunan Amerika berupaya memutusnya untuk menyenangkan opini umum yang menentang kudeta. Sebagai tambahan, menlu Clinton telah menyebutkan bahwa masalah tersebut: “Berkembang menjadi kudeta“ (Reuters, 30/6/2009). Sesuatu yang menunjukkan bahwa Amerika berada di belakang kudeta. Karena pernyataan itu mengisyaratkan terjadi diskusi antara para pelaku kudeta dengan presiden terguling Zelaya dengan pengarahan dari Amerika. Ketika presiden Zelaya menarik diri dari tekadnya untuk melangsungkan referendum amandeman konstitusi masalahnya berkembang menjadi kudeta. Artinya Amerika telah memberi lampu hijau terjadinya kudeta.

Sedangkan berbagai pernyataan presiden AS, Obama, setelah pertemuannya dengan presiden Kolombia di Gedung Putih bahwa : “Kudeta itu ilegal dan hal itu akan mendahului keburukan selama jabatan Zelaya tidak dipulihkan kembali“ (Aljazerah, 30/6/2009), tidak lain hanya untuk menuntupi hakikat dan menampakkan wajah baru Amerika yang humanis, tidak mendukung kekerasan dan tekanan seperti halnya hudeta dan intervensi seperti dahulu. Juga untuk menyembunyikan wajah Amerika yang berlumuran lumpur ketercelaan di Amerika Latin dan khususnya Amerika Tengah. Juga untuk menampakkan bahwa Amerika menjadi negara yang tidak mendukung kudeta… Kemudian juga untuk merekrut para pemimpin dan rakyat negara-negara Amerika Latin di sisi Amerika. Hal itu tampak jelas di mana beberapa pemimpin negara-negara itu merasa lega karena pernyataan-pernyataan Obama, bahkan sebagian dari mereka memuji sikap Obama. Dalam hal itu, mereka tidak terpengaruh oleh sikap Hugo Chavez dihadapan televisi nasional Venezuela, pada tanggal 29/6/2009. Chavez menuduh Amerika berada di belakang kudeta. Chavez juga mengancam Honduras dengan reaksi militer jika duta besar Venezuela di Honduras mendapat serangan atau diculik. Padahal mereka menculik duta besar Venezuela bersama dubes Kuba. Kemudian mereka meninggalkan duta besar Venezuela di tengah jalan setelah dipukuli dan tetap menyekap duta besar Kuba sebagai jaminan di tangan mereka…

Sesungguhnya pernyataan Obama menunjukkan sikapnya yang cair dan bahwa ia tidak jujur. Khususnya ketika ia menyeru pihak-pihak di Honduras untuk menyelesaikan masalah secara damai dan berpegang pada undang-undang“ (Radio VOA, 29/6/2009). Obama di dalam pernyataannya itu menyamakan antara para pelaku kudeta sebagai satu pihak dan presiden terguling beserta para pendukungnya di pihak yang lain, dan Obama meminta mereka menyelesaikan masalah secara damai. Yaitu tidak melawan para pelaku kudeta, tidak melakukan revolusi melawan mereka dan tidak menjatuhkan mereka disebabkan aksi mereka yang ilegal … Hal serupa juga dikatakan oleh menteri luar negeri Amerika Hillary Clinton dimana “Ia menyeru semua pihak di Honduras untuk bersandar kepada bahasa dialog“. Ia mengatakan: “Semua pihak memikul tanggungjawab menyelesaikan permasalahan yang saling terkait yang menyebabkan terjadinya peristiwa kudeta kemarin“ (Radio VOA, 29/6/2009). Ia menyejajarkan di antara kedua pihak dan memikulkan tanggungjawab kepada semua termasuk presiden terguling. Hal itu menandakan bahwa jari jemari Amerika tidak bersih dalam mematangkan kudeta terhadap presiden terguling.

Spanyol mengecam kudeta dikarenakan hubungan kebudayaannya yang unik karena adanya ikatan bahasa. Hal itu disamping Uni Eropa yang mengecam keras kudeta dan para pelakunya serta mengumumkan dukungannya kepada Zelaya. Spanyol mengumumkan penarikan duta besarnya dari Honduras dan menyeru negara-negara Eropa untuk menarik duta besar mereka dari sana. Perlu diketahui bahwa Eropa tidak memiliki pengaruh di Honduras kecuali pengaruh di dalam opini umum dan pengaruh Spanyol yang terbatas disebabkan hubungan kebudayaan dan historis sejak masa penjajahan.

Amerika sekarang di bawah kepemimpinan Obama memiliki dua wajah. Amerika berupaya memperbaiki potretnya yang berlumuran lumpur di mata dunia, dan berupaya menyembunyikan wajah aslinya yang buruk tidak mengenal belas kasihan dalam berinteraksi dengan siapa yang menentang politiknya, atau mengancam kepentingan-kepentingannya atau melayaninya tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Selama ini Amerika Tengah dan Selatan tetap mengingat api penjajahan, kezaliman dan penindasan Amerika Serikat. Karena itu, Amerika sekarang berupaya menampakkan wajah cantik dan terbuka, ingin mendekati masyarakat dan bertindak penuh senyum dan menampakkan diri mulai menghormati hak-hak masyarakat, undang-undang dan peraturan internasional yang dia kendalikan semaunya melalui PBB dan Dewan Keamanan Internasional. Maka Amerika menampakkan diri menentang kudeta dan mendukung kembalinya presiden yang terpilih secara legal. Amerika bergabung dengan negara-negara Amerika selatan dan Amerika Tengah di dalam Konferensi Organisasi Negara-Negara Amerika di mana AS menjadi salah satu anggotanya. Negara-negara organisasi itu menentang kudeta. Maka Amerika ikut di dalam konferensi itu dan bergabung dengan mereka dalam mengecam kudeta secara lahiriyah untuk menyembunyikan yang sebenarnya. Hal itu dilakukan dalam upaya mendapatkan kecintaan mereka yang selama ini tidak Amerika dapatkan dari mayoritas negara-negara Amerika Selatan dan Tengah tersebut. Pada waktu yang sama, Amerika melindungi para pelaku kudeta dari sanksi dan embargo. Amerika terus menolak pemutusan hubungan. Amerika juga tidak mengklasifikasikan apa yang terjadi sebagai kudeta sehingga tidak menyebabkan pemutusan bantuan, penerapan sanksi-sanksi dan pelaksanaan berbagai tekanan …

Presiden terguling telah berupaya kembali ke negaranya dengan ditemani oleh Presiden Argentina dan Presiden Ekuador disamping Presiden Majelis Umum PBB dan Sekjen Organisasi Negara-Negara Amerika pada hari Kamis 2 Juli 2009. Namun Kanada memperingatkannya akan konsekuensi-konsekuensi dari hal itu, sementara pihak pelaku kudeta mengancam akan menangkap dan mengadilinya. Uskup senior gereja Katolik di Honduras, Oscar Rodriguez, meminta Zelaya agar tidak kembali sekarang “Untuk menghindari pertumpahan darah“ (BBC, 5/7/2009). Sekjen Organisasi Negara-Negara Amerika, Jose Migual Insulza, telah melakukan kunjungan singkat ke Honduras. Sekembalinya dari sana ia mengatakan: “Bahwa pemerintah sementara Honduras tidak berniat memulangkan Zelaya“ (BBC, 5/7/2009). Karena itu ketika Zelaya menunda kepulangannya ke hari Minggu 5/7/2009, di dalam pesawat ia hanya ditemani oleh Presiden Majelis Umum PBB. Hari itu pesawat yang ditumpangi Zelaya hanya berputar mengitari bandara negaranya dan tidak diijinkan mendarat sehingga kembali lagi.

Militer Honduras, ketua Parlemen dan Mahkamah Agung yang mengeluarkan keputusan mencopot presiden Zelaya dan mengusirnya ke luar negeri, semuanya menolak kembalinya Zelaya. Bahkan mereka berjanji akan mengadili Zelaya atas tuduhan melanggar konstitusi dan memperdagangkan narkoba. Tuduhan tu merupakan tuduhan besar yang bisa menjebloskannya ke penjara seumur hidup seperti yang terjadi pada presiden Panama, Jenderal Noriega, yang dijebloskan ke penjara di Amerika Serikat setelah digulingkan pada tahun 1990 dengan tuduhan memperdagangkan dan melarikan narkoba. Demikian juga Gereja juga menentang kepulangannya dengan alasan memelihara agar darah tidak tertumpah. Seandainya Gereja bersama Zelaya niscaya Gereja menuntut negara memulangkan kembali Zelaya dan tetap menganggapnya sebagai presiden yang legal bagi Honduras.

Sesungguhnya Amerika Serikat tidak bebas dari upaya mematangkan kudeta sebagaimana yang diindikasikan oleh bukti-bukti yang terlihat. Oleh karena itu, kembalinya Zelaya sebagai presiden Honduras adalah tidak mungkin. Khususnya bahwa masa kekuasaannya hampir berakhir. Kekuasaan Zelaya akan berakhir pada awal tahun 2010. Zelaya telah menarik diri dari rencananya menggelar referendum amandeman konstitusi. Ia mengumumkan hal itu sebagai kompensasi kembalinya ia ke kursi kekuasaan untuk menghabiskan masa jabatan yang tersisa. Hal itu menunjukkan keputusasaannya untuk bisa kembali. Terlebih ia tidak memiliki kekuatan yang mampu menolong dan mendukungnya dalam upayanya kembali dan mewujudkan tuntutannya. Meski ia sama saja seperti pemegang kekuasaan dan yang mengontrol negara dan pemerintahan yaitu sama-sama termasuk orang kaya, namun kedekatannya dengan negara-negara yang disebut negara kiri dan berupaya melepaskan diri dari genggaman Amerika, hal itu telah membuat marah Amerika dan antek-antek Amerika di antara orang-orang pemegang inisiativ di Honduras, khususnya ketika ia mengunjungi Kuba pada tahun 2007 yang merupakan kunjungan pertama presiden Honduras ke Kuba sejak lima puluh tahun lalu. Kunjungan itu merusak embargo Amerika ke Kuba. Ia juga mulai menampakkan kedekatan dengan Huga Chavez, presiden Venezuela. Ia juga bergabung ke organisasi Bolivarian Alternative for the Americas –nama ini dirubah menjadi Bolivarian Alliance for the Americas pada tanggal 24 Juni 2009- yang dipimpin oleh Chavez. Hal itu membuat Amerika Serikat merasa terguncang dengan kecenderungan melepaskan diri darinya …

Sesungguhnya kudeta Honduras bisa diangap kembalinya Amerika menggunakan cara-cara kudeta. Pernyataan-pernyataan Amerika akan tetap menipu dengan tuntutan pengembalian legalitas sampai datang waktu penyelenggaraan pemilu yang akan datang. Bisa jadi akan diselenggarakan pemilu yang dipercepat. Presiden sementara Honduras menyatakan kemungkinan pemilu dipercepat sehingga pemerintah menjadi legal ketika pemilu benar-benar berlangsung. Kudeta itu juga merupakan ancaman kepada setiap pemimpin Amerika Latin yang membangkang kepada Amerika Serikat. Kudeta itu merupakan pertanda kembalinya aktivitas Amerika di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sebelumnya pada masa pemerintahan Bush kawasan itu tidak diperhatikan karena Bush memfokuskan diri kepada dunia Islam dan memerangi penduduknya dan keislaman mereka dengan dalih perang melawan terorisme.

13 Rajab 1430 H

Posting Komentar