Memabaca sebuah artikel di salah satu majalah yang terpapang
di perpustakaan mesjid yang membahas tentang liberalisme. Ternyata liberalisme
itu banyak macamnya mulai dari liberalisme ekonomi, liberalisme politik, dan
paling bahaya liberalisme agama. Bentuk peng aplikasianya penyebaran
liberalisme tersebut adalah ada yang berbentuk borongan dan sebagian. Dalam
bentuk borongan seperti halnya kampus mahasiswa yang liberal, guru yang
liberal, dosen atau dokter yang liberal. Sementara dalam bentuk sebagian bisa
di lihat dari tulisan, artikel, acara TV, internet dan lain-lain.
Salah satu hal yang yang harus di cermati adalah ketika
metode pendidikan yang mengarah pada liberal. Ilmu hanya sekedar ilmu tanpa
ilmu tersebut mendekatkan diri pada Allah mengenal kekuasaan Allah. Belajar
fisika, kimia dan ilmu lainya hanya sebatas realita alam, sebuah penomena bukan
mengarah bahwa ada yang menciptakan semua ini dan tentu yang mencipta itu lebih
luar bisa dari ciptaanya. Dampak dari pendidikan yang liberal ini menghasilkan
generasi yang jauh dari ahlak mulia.
Ini terbukti oleh anak dari tokoh liberal tang cukup
terkemuka.
Dia mendidik anaknya dengan metode liberal, sekolah liberal dan
kurikulum berbasis liberal. Apa yang terjadi ? hasilnya sang anak menjadi
penentang orang tua, tidak mendengaran nasehat. Dan tentu buan ini yang di
harapkan setiap orang tua. Maka ada sebuah fakta yang menarik bahwa orang tua
yang liberal menyeolakan ananya ke pesantren. Karena memang pendidikan liberal bukan
kebaikan yang terjadi malah yang sebaliknya. Jika dari aspek itu saja dilihat
kecacatan liberal kenapa harus di sebar luaskan ke hal yang lain?
Maka sangat penting dalam membangun pondasi bagi anak yang
utama adalah ketauhidan yang murni. Dan keilmuan apapun sebenarnya bisa di
landasan dengan ketauhidan. Bagaimana jika ana belajar ilmu alam maka ia akan
di kenalkan bagaimana Allah menciptakan alam yang sempurna, jika belajar
matematika maka anak akan di ajaran bagaimana perhitungan Allah sangat sempurna
dan cepat. Begitu seterusnya, tapi sayang hal tersebut tida terjadi di area
pendidikan ita yang ada hanya teransfer ilmu. Mungin ini yang saya sebut dengan
Kemiskinan Tauhid (mengenal Tuhan)
Posting Komentar