oleh Sayf Muhammad Isa
Kalau
Mang Ridwan menyebut bahwa hidup itu seperti orang naik sepeda, maka saya
setuju sekali. Seingat saya, saya juga pernah menyebut bahwa hidup itu seperti
orang yang naik sepeda beberapa tahun yang lalu, tapi saya lupa menceritakannya
kepada siapa. Kisah mamang tentang hidup itu seperti naik sepeda memang luar
biasa. Saya juga sangat merasakannya di dalam kehidupan ini. Subhanallah
sekali. Dalam tulisan ini saya ingin ikut bercerita juga tentang hidup yang
seperti naik sepeda. Hehe…
Kalau
kita naik sepeda, pasti hati kita akan merasa senang. Karena kita bisa
berkeliling-keliling ke tempat yang kita mau, dan melihat berbagai pemandangan
yang asri, yang akan memanjakan mata kita. Saat kita mengayuh sepeda, kita akan
merasa bahwa energi mengalir di sela-sela jari kaki kita, sangat menyehatkan.
Enak sekali memang naik sepeda. Ketika sepeda saya masih ada, ke mana-mana
pasti saya naik sepeda, karena saya orang miskin dan nggak punya ongkos bakal
naik angkot, jadi saya naik sepeda! Hehe. Ketika kehidupan saya makin sulit dan
sepeda pun akhirnya dijual, maka saya tidak lagi naik sepeda, melainkan
nyikreuh forever… hahaha…
Nah
kembali kepada naik sepeda. Nikmatnya naik sepeda dengan pemandangannya yang
indah itu tentunya akan terasa sangat indah kalau jalannya datar dan rata. Kita
akan menggowes sepeda dengan ringan dan enteng. Keadaan jadi lain ketika jalan
sudah menanjak. Sepeda yang tadinya enteng saja ketika kita gowes, berubah
menjadi berat karena jalannya sudah menanjak. Kita harus mengerahkan tenaga
yang lebih besar ketika menggowes karena sepeda menjadi lebih berat. Keringat
bercucuran, napas kita pun jadi eungap… Pemandangan yang indah pun sudah tidak
kita perhatikan lagi, karena kita sibuk mengerahkan tenaga untuk menggowes.
Badan capek sekali rasanya. Namun ketika jalan sudah menurun dan kembali datar,
rasa ringan dan nikmat akan segera kita rasakan kembali. Sebenarnya rasa berat
dan capek itu hanya akan kita rasakan pada satu keadaan saja, yaitu ketika
jalan menanjak. Sementara rasa ringan dan nikmat sebenarnya kita rasakan pada
dua keadaan, yaitu ketika jalan mendatar dan menurun. Dengan kata lain
sebenarnya rasa nikmat dan ringan itu jauh lebih banyak kita rasakan, kitanya
saja yang kadang tidak mau bersyukur.
Hidup
itu seperti orang naik sepeda. Di dalam hidup kita bisa melihat keindahan alam.
Bisa kenal dengan orang-orang yang luar biasa, dan bisa meraih cita-cita kita.
Sungguh nikmat sekali. Hidup terasa nikmat sekali jika berjalan mendatar dan
menurun. Kita nggak usah capek-capek menggowes, sepedanya sudah jalan sendiri.
Seperti itulah kalau kehidupan jika dikelilingi oleh berbagai kesenangan dan
kebahagiaan. Kehidupan akan menjadi lebih berat kalau jalan sudah “menanjak”.
Berbagai ujian dan tantangan dalam hidup itu persis seperti jalan menanjak yang
kita hadapi ketika kita naik sepeda. Keadaan ini pasti akan selalu silih
berganti. Kadang ada jalan menurun, kadang ada jalan menanjak. Kalau jalan
menanjaknya panjang, jalan menurunnya kemungkinan akan sama panjangnya, setelah
itu barulah jalan datar kembali, dan kita bisa menikmati pemandangan di sekitar
kita. Kita mesti menghadapi semua itu dengan penuh kesabaran
.
Ketika
jalan menurun pun kita mesti tetap hati-hati. Kita harus tetap mengendalikan
stang dan rem sepeda, karena kalau kita kurang awas dalam mengendalikan
keduanya, bisa saja kita nyungsep di tikungan terus masuk ke selokan. Begitu
juga dengan hidup, ketika hidup kita sedang penuh dengan kebahagiaan dan
kemudahan, kita harus tetap mengendalikan “rem” dan “stang” kehidupan. Jangan
sampai karena kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan dalam hidup kita kemudian
kita menjadi sombong dan ujub. Jangan sampai jika kita mendapatkan kemudahan dalam
bentuk harta, misalnya, kemudian kita menjadi pelit. Ketika jalan menurun pun
kita harus tetap mengendalikan hidup kita dengan rem dan stang, jangan sampai
nyungsep di selokan. Hidup itu memang seperti naik sepeda. Hehe…
Oia
mang, saya ada sedikit catatan juga tentang NoPain, No Gain. Jadi pepatah Inggris ini bunyinya No Pain, No Gain. Pain
artinya nyeri, atau rasa sakit, dan gain
artinya hasil yang kita dapat. Secara umum pepatah ini artinya, kalau kita
tidak merasakan nyeri, kemungkinan besar tidak akan ada hasil yang kita dapat.
Kalau kita tidak mau bersusah payah berjuang, kemungkinan besar tidak akan ada
hasil yang kita dapat. Kalau kita mau
mendapatkan hasil, berarti kita harus mau bersusah payah, merasakan nyeri dan
perih. Pepatah barat ini memang benar, karena kehidupan pasti akan selalu
seperti itu. Subhanallah…
Posting Komentar