Menonton stand up comedy dan mengambil sedikit hikmah |
Mengisi liburan
kali ini saya menonton sebuah acara audisi bukan audisi nyanyi tapi audisi
membuat orang ketawa yaitu sand up comedy di kompas tv, acara ini sebenarnya
sudah saya tonton sebelumnya sampai jam 12 malam namun saya nonton lagi siaran
ulangnya karena ada lawakan yang lucu dan ada juga aneh saja,, semua kontestan
berlomba-lomba membuat para juri terkesan sehingga mereka tidak tereliminasi saya
kira semua yang mengikuti semua audisi setiap kontesan mati-matian supaya
memikat para juri, membuat mereka tekesan namun inilah audisi tidak mungkin
semuanya jadi pemenang!! Harus ada yang mundur dan sebaliknya juga tidak ada
satu pesertapun yang mau mundur setelah melakukan perjuangan sampai sejauh ini.
Lanjut setelah
semua peserta tampil kemudian sampailah pada tahap eliminasi nah di sana di
munculkan setiap peserta dan menyampaikan sesuatu sebelum di eliminasi. Ada yang
optimis, ada yang merasa kurang baik, ada juga yang grogi banget, bahkan ada yang menyesal karena dia tidak mempersiapkan
dengan baik karena dia menyiapkanya
sehari sebelumnya dan tentu hasilnya kurang memikat dewan juri dan alhasil di eliminasi
lah tentu sangat di sayangkan namun dalam hati saya “ ya keputusan juri tepat
karena dia kurang lucu”
Nah saya tidak akan
mengisahkan panjang lebar kalau gak ada hikmaknya, dua hikamah yang saya dapat
di acara stand up comedi yang pertama adalah persiapan. Saya penasaran juga
menantang para komika menyampaikan leluconya dengan sebuah tema dan tanpa
persiapan apa masih bisa membuat orang tertawa? Karena akan sangat berbeda atau
akan terasa mana yang sudah mempersiapan mana ya asal-asalan saja, mana yang
sudah pengalaman, mana yang belum, dan itu akan terlihat dari raut muka ketika
kita tertawa apakah memang lucu atau kita terpaksa ketawa, jadi segala sesuatu
itu penting di persiapkan apalagi jika menghadapi halayak umum.
Hikamah kedua
adalah membuat terkesan dewan juri, saya bisa mengambil hikmah ini karena waktu
ngisi pengajian anak-anak saya pernah di tanya “pahala itu untuk apa ?” dan
secara spontan saya jawab “untuk masuk surga” dan sang anak menjawab “bukanya
untuk mendapat ridho Allah.” iya itu lebih tepat saya tambahkan kemudian saya
ceritakan sebuah kisah
Jaman dahulu ada
seorang yang tinggal di gunung mengasingkan diri dengan tujuan agar bisa
beribadah dengan tenang nah dia beribadah dengan khsusu selama 100 tahun lebih
hingga ahirnya dia meninggal dan sampai pada waumil hisab di aherat dan ketika
sudah di hisab kemudian Allah memasukan ia ke surga atas rahmatnya. Namun orang
itu tidak mau karena dia ingin masuk surga dengan amalan pahala yang telah dia
lakukan selama 100 tahun. Maka jibril dengan perintah dari Allah menghitung banyak
pahalanya dan ternyata pahalnya itu hanya bisa memasukan sepasang matanya saja.
Allah pun memerintahkan agar matanya di cokel dan memasukan sepasang matanya ke
surga dan sisanya masukan ke neraka karena tidak bisa memnuhi berat pahalnya. Dan
orang itupun bertobat dia memintaagar di masukan ke surga atas rahmat dari
Allah.
Dari kisah di atas
betapa apa yang kita dapat itu adalah dari kasih sayang Allah karena jika kita
menghitung pahala kita tidak akan sangup membalasnya apalagi nikamat dari Allah
tidak terhitung maka dengan mendapat ridho Allah lah kita bisa mensukuri
nikmat.
Seperti halnya
seorang peserta sebuah audisi mereka mati-matian memikat sang juri agar tidak
di eliminasi. Nah saya kira begitupun dengan hidup kita di dunia ini kita
harusnya berlomba-lomba memikat Allah sehingga Allah memberikan ridhonya pada
kita, bukan malah kita sekuat tenaga agar di puji orang bukan mendapat pujian
dari Allah padahal kenyataan kita akan mati dan akan bertemu Allah dan malangnya keadaan itu kekal
yakni di aherat. Kita tidak akan bisa selamat dengan pujian dari orang. Bagaiman
dengan pahala dari amal ibadah kita? Ah itu di tanyain lagi yang 100 tahun saja
beribadah belum tentu selamat karena selamat atau tidak adalah hak Allah bukan
manusia. Jika kita telah tahu demikian maka mengapa kita masih diharap di puji
orang kenapa masih sombong? Dan pertanyaan sederhana yang mengagu saya adalah
Posting Komentar