Sibuk ni mas, nyari apa sih? |
Jadi garis besarnya
kenapa saya masih sibuk sedang apa alasan saya sibuk tidak tercapai?
Dalam hati saya
berkata dunia, ya cari dunia terus dan melupakan akherat, seperti tulisan saya
apa yang sebenarnya harus kita khawatirkan, saya mungkin terlalu banyak
menghabiskan waktu untuk dunia ini ketimbang akherat padahal faktanya adalah :
- Kita akan mati dan itu artinya kita pasti akan bertemu hari perhitungan, hari pembalasan, dan kita tidak bisa menghidari itu selama anda manusia tentunya jika anda tidak mau melewati itu maka jadi hewan saja
- Bahwa di sana adalah yang kekal, yang manrik karena kita hidup di dunia hanya 65-sampai 100 tahun itu pun jarang, dan kita tidak pastikan itu karena bisa saja terjadi sesuatu dan kita mati lebih awal. Dan waktu bertahun tahun itu akan sangat pendek jika di bandingkan dengan waktu di Akherat yang kekal. Jadi waktu yang sempit ini (dunia) menentukan kemana kita di akherat. Selamat atau malah celaka,
Dari dua fakta itu
saja kita akan merenung kenapa kita begitu mati-matian menghabiskan mengejar
yang sementara dan melupakan, mengenyampingkan sesuatu yang selamanya, waktu
untuk mengejar dunia lebih banyak dari pada waktu untuk hari Akhirat, apakah
anda sadar itu? Saya merenungi hal ini karena saya benar-benar sibuk untuk
dunia ini ketimbang untuk akherat bekal kita nanti. Dan itu lucu bukan ibarat
kita habiskan waktu untuk membuat sebuah karya domino, setelah selesai itu akan
hancur semua.
Kenapa bisa tejadi
demikian?
Jawaban sederhana
karena dunia itu bisa di lihat dan akherat itu tidak jadi orang lebih mudah
mengejar yang terlihat ketimbang yang tidak. Tapi yang tidak terlihat itu bukan
tidak ada. Udara tidak dapat dilihat bau tidak dapat dilihat tapi ada kenapa
karena kita merasakanya, Kita menciumnya, akherat juga ada bagimana kita tahu? Memang
panca indra kita tidak akan mampu menjangkaunya namun hati kita yang bisa,
semua orang punya hati tapi tidak semua orang merasakanya karena ini hati yang
special yang di beri hidayah oleh yang menciptakan Allah SWT. Jika tidak maka
kita sibuk saja dan merasa nyaman dengan dunia berikut isinya ketimbang
menyiapkan bekal untuk kekekalanya di Akherat nanti, namun hati yang Allah beri
hidayah justru mereka lebih nyaman menghabiskan hidupnya untuk menyiapakan bekal
di Akherat, begitu nyaman ketika mencari ridha Allah ketimbang memikirkan dunia
dan seluruh isinya.
Guru saya di tanya
bagaimana membuat rekening bank yang tanpa bungga ? jawabnya ya, nanti minta di
nolkan saja semua uang yang gak jelas, atau kita hitung sendiri. Coba lihat
perbincangan singkat tadi. Berapa banyak orang yang perduli dengan bahaya bungga
bank walau sedikit seratus, atau seribu rupiah? Kalau yang mencari bungga
tinggi lebih banyak, apalagi menjadikanya pekerjaan. Betapa berhati hatinya
walaupun hanya satu rupian kenapa? Karena itu yang akan memberatkan kita di
Akherat kelak. Artinya apa orang itu masih memproritaskan keselamatan Akherat,
bagaiman dengan kita ? wah itu Cuma sedikit, dan kadang gak perduli.
Itulah contoh kecil
tentang seberapa perdulikah kita terhadap hari pembalasan yaitu akherat ini
menjadi renungan kita bersama.
Posting Komentar