“Ketika uang alias modal dimiliki seseorang maka akses bisnis akan
mudah saja. Dilema hidup di dalam sistem kapitalisme. Miris !”
Saya tertarik karena komenya begiini :
“Modal tak selalu berupa modal maadiyah (hard quity) tadz tapi juga
fikriyyah dan kapasitas pelaku bisnisnya (soft equity)...sekedar cerita saya
pernah gak punya modal uang sama sekali tapi saya punya akses pasar dan insya
Allah nama baik (penjual tanah gak percaya kalo saya gak punya uang, padahal
saya benar2 gak punya uang). Akhirnya sebidang tanah saya beli dari uang
pembeli kavling saya senilai 35jt taon sekitar 1997 dan dpt keuntungan senilai
kira2.. 27jt. Ini bukti bahwa modal uang bukanlah segala2nya kan Tadz..??”
Lantas yang punya status jawab begini :
“Iya saya sangat paham. Tp ini terjadi nyata dlm kehidupan skrg. Saya harus
cari tempat baru utk jualan ...”
Maka jawabn yang komen tadi :
“Saya sarankan ambil langkah berjualan ala kaki lima dg paradigma pasar
oriented aja Tadz..jgn prodak oriented...maksud saya dimulai dari jualan ala
kaki lima. tempat kaki lima kan nyaris nyewa tempatnya NOL rupiah. Njenengan
sdh benar start upnya dijalankan sendiri demi uty menekan cost di SDM-nya. Coba
inbox saya siapa tau ide dari saya bisa antum jalanklan...”
Dan perbincanganpun selesai,,
Menurut anda apa artinya? Apa maksud saya membuat tulisan tentang stasus
ini? Gak penting ? wait ,,,, secara normal manusia memang sedih dan kadang
lebih jelas melihat kesulitan dari pada sebuah peluang. Nah inilah buktinya. Yang
satu sedang keluh kesah dengan usaha kemudian seorang mencoba memberi solusi
namun mengelak karena keadaan tidak memungkinkan, apakah anda mengalami itu...
coba lihat dua presepsi ini yang satu dalam masalah yang satu sudah keluar dari
masalah yang membedakan bukan ada dalam masalah atau diluar masalah tapi
pikiran seorang yang telah selesai tentang masalah yang bisa di rasanya sangat
besar ketika setelah terselesaikan pikiranya menjadi lebih luas dan walau
memiliki samasalah lagi akan menggapnya lebih ringan namun salahnya ketika
orang dalam masalah dia masih dalam pikiranya tidak coba meluaskan hati dan
pikiran. Karena benar kata mario teguh bukan beban yang terlalu besar tetapi
pundak yang terlalu kecil untuk memikul,
Karena masalah bukan pada masalahnya tapi bagaimana dan siapa yang
menghadapi masalah itu.
Posting Komentar