Tadi malam saya
baca buku dan saya mendapat satu kisah yang mengHOCK banget mungkin nedang
banget lah, jadi jika anda tahu tukang pemecah batu,. Maka coba tanya apakah
pernah dalam karirnya memcah batu ada batu yang sulit untuk di pecahkan walau
pada ahirnya bisa di pecah juga. Saya yakin jawabanya tentu ada.
Bayangkan ada
batu yang cukup besar sehingga butuh usaha extra untuk memecahkan batu itu,
setelah beberapa kali pukulan sekitar 99. Namun batu belum pecah juga nah pas
pukulan yang ke 100 ahirnya pecah juga, itu batu yang gede ahirnya hancur
berkeping-keping,. Nah coba kita tanya pada yang berhasil menghancurkan batu
itu, apakah pukulan yang sekali itu yang menghancurkan batu atau pukulan yang
99 tadi yang menghancurkan batu itu?
Mengambil Pelajaran Dari Pemukul Batu |
Maka jawabanya
adalah keduanya, pukulan yang 99 tadi dan pulan yang terahir juga perlu,
bayangkan jika sang pemecah batu nyerah setelah 99, maka di jamin semua
usahanya sia-sia karena batu tidak hancur karena si tukang sudah keburu
menyerah, namun mengandalkan satu pukulan juga tidak bisa karena kita bukan
pahlawan super.
Kisah ini sangan
cocok mengambarkan arti sebuah kebiasaan. Kebiasan yang terbentuk akan yang
membuat orangnya biasa melakukan itu dan semakin ahli. Dengan kata lain semua
pemain olah raga, pemain musik, bahkan pengusaha mereka mendapat kesuksesan apa
pda satu kali main atau puluhan kali main? Tentu karena puluha kali latihan. Seorang
pemain bola melatih tekniknya bahwakan pengusaha juga melatih insting usahanya,
jadi kenapa usaha itu memeng harus di lakukan sedini mungkin karena agar bisa
melatih kita karena usaha tidak sukses hanya sekali saja dan penting juga untuk tidak menyerah,
Dari sana ada dua
hal yang saya cerminkan pada diri saya. Apa yang sudah saya lakukan untuk
kebaikan diri saya, apa kebiasaan baik yang sudah saya mulai sekarang sehingga
suatu saat saya bisa menuainya?
Yang kedua. Apakah
kita sudah melatih diri kita untuk menjadi orang yang mulia di hadapan Allah. Karena
kalau kita melihat rumus di atas kita tidak akan bisa mendapatkan ridha Allah
kemulyaan di hadapan Allah dengan sekali atau satu amal saja, namun kita harus
terus mencoba dan memperbaiki ibadah kita setiap saat, dan itu yang menyebabkan
orang bisa khusnul khotimah (baik di ahir khayatnya) karena dia senang tiasa
ibadah dan berusaha memberikan yang terbaik pada Allah.
Jadi rumus
sederhana adalah apa yang anda lakukan dan apa yang sudah anda lakukan untuk
itu, karena apapun itu tidak akan berhasil hanya dengan satu kali melakukan
kalau tidak di dukung oleh hal-hal yang sudah di lakukan dari dulu!
Posting Komentar