buku the law 7 happines |
Kalau kita merasa
bahwa apa yang kita lakukan dan kerjakan sesutu yang membuat kita bosa dan jenuh
terutama di tempat kerja maka mungkin anda baru saja memasuki dunia manusia,
karena kalau anda tidak mengalama hal demikan anda sipastikan robot. Karena robot
yang mengerjakan sesutu secara berulang ulang dan terus menerus tanpa keluhan. Lain
halnya dengan manus mereka memiliki sisi manusia, ini berati jika tidak di
penuhi akan menyebabkan sesuatu yang kosong. Salah satunya adalah aspek sosial
dan hiburan, memang udah dari sononya manusia membutuhkan kasih sayang,
perhtian dan itu tidak bisa di lakukan sendiri bukan? Karena bantal guling
tidak bisa melakukan itu (bertobatlah wahai para jomlo)
Saya menemukan
pemahaman ini dari buku the law 7 happines Penulis : Arvan Pradiansyah yang diterbitkan
: Kaifa, Bandung. Itu masalah nah bagaimana solusinya?
Pertama kita harus
bisa membedaka mana cara mana tujuan. Sebagai contoh (seperti buku itu di
sebutkan) jika seorang ayah hendah anaknya yang berumur 6 tahun untuk bersenang
–senang di hari libur, dengan menonton bioskop. Nah ketika seding menikmati
film tak sampai 10 menit, tak tahu apa yang di makan anaknya sehingga perut
sang anak mules, dan ingin ke kamar kecil. Sang ayah mengantarnya ke kamar
kecil. Nah jika anda menjadi ayah tersebut apa yang anda rasakan dan anda
lakukan? Anda merasa kesal dengan anak anda karena film yang di beli tiketnya
cukup mahal itu tergangu oleh sang anak? Kemudian anda mengomel? Ataukah sebaliknya
anda menyadari bahwa tujuan anda adalah untuk bersenang senang dan salah satu
caranya adalah dengan menonton film, namuan jika tidak bisa maka kita cara yang
lain, jika anda berpikir demikian anda bisa membedakan mana tujuan mana cara,
Nah di dalam
dunia kerja yang di tuntut orang serba cepat, maka kita harus pandai membedakan
mana tujuan dan mana cara tidak hanya untuk mengisi kekosongan yang kita bahas
tadi maka tujuan kita harus bisa menjadi KONTRIBUSI untuk orang lain,. Nah jika
kita sudah memasukan niat ini maka dengan sendiri kita melakukan segalanya
adalah untuk membantu orang lain. Dan anda akan merasakan ada hal yang berbeda,
kini anda melihat dengan paradigma baru.
Ambilah contoh
seorang pedagang maka niat kontribusinya bagi orang lain adalah agar konsumen
menemukan obat yang tepat, dan membantu menyembukan konsumen. Dan begitupun
dengan profesi sopir. Dia berniat supaya penumpangnya dapat nyaman dan
menikmati perjalanannya dan tentu selamat sampai tujuan,. Jadi jangan sampai
anda terjebak dalam rutinitas. Cari apa apa yang bisa anda kontibusikan untuk
orang lain.
Posting Komentar