Mungkin terlalu
lebai kalau saya bilang kepala saya mau pecah,, setelah mengisi kajian remaja
di sekolah tadi siang. Bagaimana tidak sekolah mewajibkan rohis bagi siwanya
artinya kelas X, XI, dan XII di tumprek kan ke dalam satu ruangan kelas
melihatnya saja siapapun gak berminat untuk bericara sepatah katapun bahkan
memberikan sedikit naseht, udah seperti pasar saja,
Umat yang begitu
banyak di serahkan pada 2 pemuda saya dan sopyan teman saya. Tenaga ini habis
terkuras semua kemamuan suara sudah saya kerahkan namun tak mampu mencangkup
semua siswa saya memegang kelas XI dan XII benar-enar kewalahan. Di saat itulah
saya mulai merasa bahwa ini seakan membuang tenaga saja, kita butuh bantuan
lagi tapi apa daya siapa yang bisa kita aja. Mungkin kalau ada seorang lagi
akan sedikit riangan beban ini.
Hanya evaluasinya
adalah jika memulai kajian denga serius dengan mut yang kurang hasinya juga
kurang tidak ada power di sana ibaratnya kita membawakan cerita lucu namun tak
ada yang ketaawa, sangat menyesakan dada memeng. Namun itu pelajaran yang bisa
kita ambil saat itu.
Kadang saya mikir
apa harus mengalah, dan menyudahi kajian itu dan mengatakan kita sudah tidak
sangup dengan remaja di sana? Namun hati saya bersedih mendengar itu, selemah
itukan mental muslim di ahir zaman bukan menghadapi pedang, bom, atau tentara
nyalinya sudah ciut hanya karena menghadapi remaja yang gak bisa di ajak
berdakwah, astagfirullah.
Kini saya
melihatnya bukan hanya sekedar melatih diri menjadi trener atau public speaking
yang handal namun lebih ke kewajiban berdakwah, menyampaikan dan meyerukan
syariat islam, menyerukan agar orang kembali ke pada islam hanya berpegang pada
Allah,
Posting Komentar