Sudah
pertemuan ke 3 saya mengikuti PS, bukan Play Station tapi Public Speaking. Yang
langsung di bina oleh ust Asep Supriatna. Tiap pertemuan nambah ilmu baru, nambah
wawasan, nambah tehnik baru, sunguh luar biasa dan tak heran jika orang mau
bayar mahal buat pelatihan karena apa? Ya seperti orang yang ke hasuan di beri
air orang yang bisa minum air bening di kasih minuman sirup, jus wah nikmat
sekali sejauh ini kita mungkin mikir minuman itu air putih saja. Ini contoh paradigma
yang menghentikan kita untuk terus belajar.
Dan
di pertemuan ke 3 ini saya tampil di depan dan bom,,,, ini lah sepi aja tuh
bisa aja tuh, namun ada masukan yang bermanfaat buat saya. Jika kita bercerita
sesutu yang pertama di tanya adalah apa audiesnya tahu? Ya kalau tahu cari
kisah lain namun jika mau kisah itu maka buatlah versi kita ini yang akan
membedaan dan kata kuncinya adalah “JANGAN MUDAH DI TEBAK” saya membawakan
kisah tentang santri yang baru pulang kampung.
Ketika
santri tengah pulang kampung tentulah ada rasa ingin berbagi dengan pak kyainya,
ya oleh-oleh dari kampung lah, maka sang santri dengan niat ingin memulyakan
gurunya dia membawa singkong. Memang tidak begitu aneh dan tak mahal tapi sang
santri niat ingin memeberi pada sang kyai. Ketika sampai ke pondok dan berjalan
kaki hendak ke rumah sang kyai dia berpapasan dengan salah satu santri yang
lain.
Asalamulaikum
,, wah bawa apa tuh?
Waalaikum
salam ya,, ini oleh oleh dari kampung singkong buat pak kyai,
Maka
berlalulah si santri yang membawa singkong tadi. Tak berapa lama sampailah di
rumah sang kyai
Asalamulaikum
pak kyai...
Waalikum
salam santri, wah baru pulang ya Alhamdulilah,, sehat keluarga ya?
Ya
alhamdulilah sehat,, ini pak kyai ada oleh-oleh sedikit, singkong dari kampung.
Ya
Allah santri gak usah repot repot, saya gak bisa ngasih apa-apa nih,,
Ya
pak kyai saya iklas, saya mau pamit dulu
Sebentar
tunggu dulu, (kemudian sang kyai memangil istrinya)
Bu,,
bu,, di dapur ada apa? Ini ada santri kita bawa singkong masa gak di kasih
apa-apa?
Iya,,
saya lihat dulu,, ada juga kambing nih pak
Oh
ya udah kambing bawa ke sini!
Sang
santri mendengar di mau di kasih kambing kaget dengan nada yang halus menolak
pak kyai.
Pak
kyai gak usah, saya gak enak ah,,
Udah
bawa aja,,, ini permberian saya, kalau gak di terima saya tersingung loh,,
Tapi
pak inikah satu-satunya,
Udah
bawa aja sebelum saya berubah pikiran ,,
Baiklah
pak kyai..
Dengan
perasaan bingung heran bahagia yang bercampur si santri meninggalkan rumah sang
kyai dan kembali berpapsan dengan santri yang tadi,
Asalamulaiku,
tadi bawa singkong sekarang kambing,, wah nyolong ya?
Waalikum
salam kamu jangan buruk sangka dulu dong saya di kasih sama pak kyai,, tapi
habisa ngasih singkong, (sambil berlalu meningalkan santri yang bertanya tadi)
Dalam
benak santri yang bertanya tadi,, wah ,, wah,, bawa singkong saja dapat kambing
apalagi bawa roti bawa buah? Begitu pikirnya, ahirnya sang santri pergi ke
pasar guna menjalankan niatnya untuk memberi pak kyai.. dengan susah payah di
bawanya roti buah buahan dari pasar ke rumah pak kyai,
Asalamulaikum
pak kyai...
Waalikum
salam. Wah silahkan masuh ada apa ya?
Ini
ada sedikit oleh olah dari saya buat pak kyai,,
Merepotkan
saja, trimakasih kalau begitu,, tungu
sebentar ya,
Sang
santri sudah deg-degan apa di kasih kambing 2, tau kerbau atau mungkin onta
kalau onta gak mungkin karena ust gak punya kerbau juga sama ya mungkin
kambinglah,, itu pikiran sang santri.dengan dada yang dag dig dung pak kyai
datang dari dapur membawa sesuatu untuk sang santri tadi
Berhubung
kambingnya Cuma satu dan yang terisa tingal ini jadi mohon di terima ya,, kata
ustnya.
Betapa
kagetnya sang santri karena bukan kambing yang dia harapkan yang di berikan pak
kyai melainkan Singkong yang di bawa temanya tadi. Gubragss,,
Awalnya
cerita tidak begini karena ada masukan dari ust Asep jadilah seprti tadi,,
benerkan kata saya kita perlu masukan dalam penyampayan kita, awalanya saya
merasa PD bener aja, ternyata harus ada yang di perbaiki lagi.
Kembali
ke kelas Public Speaking mungkin kita ada yang pernah jadi pembicara
sebelumnya,, ngisi kajian, mungkin ada yang belum pernah sama sekali, pada
dasarnya kita semua belum pernah kalau di sadari. Ya belum pernah lebih baik
lagi. Kalau ngisi jadi pembicara ya gitu,, gitu aja gak ada kemajuan, ini sih
saya ya,, bukan keritik ke orang. Dulu saya postingan tentang ngisi kajian
anak-anak betapa saya bersemangat dan senagnya, sekarang saya bahas bagaiman
penyampayanya, saya alami memang begitu-begitu aja, nah inilah yang saya harus
perbaiki.
Posting Komentar