Hikamah Dari Angry Bird


Salah satu permainan di facebook yaitu Angry Bird mungkin menjadi salah satu alasan mengapa orang lama-lama di situs jejaring sosial itu. Bagaimana dengan sistem permainan yang mudah di mengerti dan tidak terlalu bnyak aturan permainan ini bisa diamainkan hampir semua umur kenapa hampir karena tidak mungkin anak baru berojol membuat akun FB dan langsung main Angry Bird,,

Sistem permaianan ini sama halnya dengan yang di Pc (offline) hanya jika kita bermain di jejaring sosial ini kita akan mendapat sekor dan itu akan di bandingkan dengan teman-teman kita di Fb tersebut. Memeng tidak ada poin, tapi salah satupilihan yang menarik dari permainan ini adalah Turnamen. Memang ada beberapa pilihan di sana seperti halnya di Pc. Namun di turnamen ini setiap minggu tempat bermainya di ganti dan itu ada 4 babak kalau boleh di bilang. Nah tentu setiap minggu akan menghasilakan pemenang yaitu sekor tertinggi. Tentu jika ada teman anda yang bermain. Jika tidak ada maka anda menjadi juara tunggal. Tapi jika sebaliknya ada teman Fb anda sangat ahli di bidang itu maka dia akan jadi juara tiap minngu dan anda akan sulit mengalahkanya. Jadi kalau akaun anda baru anda jangan banyak teman supaya anda jadi juara tunggal. Tapi malang yang banyak teman bannyak saingan.

Saya kira itulah gambaran kehidupan jika sebuah sekor itu adalah kesuksesan, kemapanan dan sebagainya tentu kita akan melihat di dalam kehidupan ini ada yang lebih baik bahkan berlebihan dari segi materi, skill atau kemampuan. Semakin banyak anda kenal orang semakin luas pengetahuan anda tentang kemakmuran orang yang lebih dari kita atau malah kita semakin tahu ada banyak orang yang kekurangan dari kita. Dua hal tadi akan di pandang beda. Katakanlah jika kita melihat orang yang lebih kekurangan dari kita maka kita akan bersukur tentang keadaan kita sekarang bukan? Atau malah melihat kekurangan orang menjadi alasan kita sombong (kita berlindung pada Allah dari sifat demikian)
Bagaimana melihat yang jauh lebih baik dari kita? Sikapnya ada dua juga yaitu ada yang melihat itu sebuah persaingan yang harus ia menangkan seperti halnya permainan Angry Bird tadi. Terus berusaha jadi pemenang tapi ada juga yang melihat kelebihan orang itu menjadi alasnya untuk menyalahkan, menyalahkan hidup, menyalahkan kesempatan, bahkan menyalahkan Allah yang menciptakanya. Sehingga yang terjadi bukanya memicu dia bertindak dan berkreasi malah menjadikanya seorang yang pemalas dan meyakinkan diri hidup tak adil kepadanya.

Perhatikan ya, bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi kita. Itu terbukti semenjak kita akan lahir Allah menyempurnakan kita dengan mencukupi kita dan merawatkita sewaktu dalam rahim ibu. Nah setelah lahir Allah memberikan kita hidup, hingga kita bisa berpikir belajar dan Allah tidak henti-hentinya memberi nikmat itu. Baik yang mengimaniNya atau Kufur (ingkar) padaNya. Maka tentu saja Allah memperlihatkan hambanya yang lain yang berkecukupan bahkan berlebihan agar kita terpacu dan terus berusaha karena yang kita lihat itu adalah contoh yang harus kita ambil dan contoh tidak harus sama. Bukankan mengerjakan soal matematika atau hal yang lain lebih mudah ketika ada contoh? Begitu juga jika melihat kekurangan orang itu adalah pemberian Allah pada kita bahwa harusnya kita bersukur bukan sombong.

Sikap di atas sangat manis bukan? Mudah di ucapkan dan di teorikan tapi sulit dalam kenyataan. Sebenarny sikap tadi adalah sikap orang yang dekat dengan Allah yaitu hatinya mudah melakukan kebaikan, sering menyadari dosa hingga Allah menunjukan pintu hidayah dan sikap yang baik padanya. Akan sulit jika seorang yang banyak dosa hatinya berat melakukan itu. Maka semoga kita diberi hidayah agar mudah melakukan kebaikan demikian karen jika tidak hati kita akan benar-benar tersiksa oleh apa yang kita lihat itu.

Jika memang tidak mau maka seperti halnya tadi permainan Angry Bird. Kita akan mengetahui lawan kita jika kita banyak teman. Tapi kalau kita ingin menang tunggal jadi gak usah punya teman. Hikmahnya memeng beginilah hidup ada yang cukup ada yang kurang tinggal kita sikapi dengan bijak, jika kita tidak mau menerima hal demikian ya sudah jangan bertman asingkan diri pergi ke hutan misalkan. Tapi jangan sampai pulang-pulang manjangin jenggot dan bawa agama baru hehhehe itu mah sableng.

Posting Komentar