Hidup Itu Seperti Naik Sepeda!


Kalau Mang Ridwan menyebut bahwa hidup itu seperti orang naik sepeda, maka saya setuju sekali. Seingat saya, saya juga pernah menyebut bahwa hidup itu seperti orang yang naik sepeda beberapa tahun yang lalu, tapi saya lupa menceritakannya kepada siapa. Kisah mamang tentang hidup itu seperti naik sepeda memang luar biasa. Saya juga sangat merasakannya di dalam kehidupan ini. Subhanallah sekali. Dalam tulisan ini saya ingin ikut bercerita juga tentang hidup yang seperti naik sepeda. Hehe…

Kalau kita naik sepeda, pasti hati kita akan merasa senang. Karena kita bisa berkeliling-keliling ke tempat yang kita mau, dan melihat berbagai pemandangan yang asri, yang akan memanjakan mata kita. Saat kita mengayuh sepeda, kita akan merasa bahwa energi mengalir di sela-sela jari kaki kita, sangat menyehatkan. Enak sekali memang naik sepeda. Ketika sepeda saya masih ada, ke mana-mana pasti saya naik sepeda, karena saya orang miskin dan nggak punya ongkos bakal naik angkot, jadi saya naik sepeda! Hehe. Ketika kehidupan saya makin sulit dan sepeda pun akhirnya dijual, maka saya tidak lagi naik sepeda, melainkan nyikreuh forever… hahaha…


Nah kembali kepada naik sepeda. Nikmatnya naik sepeda dengan pemandangannya yang indah itu tentunya akan terasa sangat indah kalau jalannya datar dan rata. Kita akan menggowes sepeda dengan ringan dan enteng. Keadaan jadi lain ketika jalan sudah menanjak. Sepeda yang tadinya enteng saja ketika kita gowes, berubah menjadi berat karena jalannya sudah menanjak. Kita harus mengerahkan tenaga yang lebih besar ketika menggowes karena sepeda menjadi lebih berat. Keringat bercucuran, napas kita pun jadi eungap… Pemandangan yang indah pun sudah tidak kita perhatikan lagi, karena kita sibuk mengerahkan tenaga untuk menggowes. Badan capek sekali rasanya. Namun ketika jalan sudah menurun dan kembali datar, rasa ringan dan nikmat akan segera kita rasakan kembali. Sebenarnya rasa berat dan capek itu hanya akan kita rasakan pada satu keadaan saja, yaitu ketika jalan menanjak. Sementara rasa ringan dan nikmat sebenarnya kita rasakan pada dua keadaan, yaitu ketika jalan mendatar dan menurun. Dengan kata lain sebenarnya rasa nikmat dan ringan itu jauh lebih banyak kita rasakan, kitanya saja yang kadang tidak mau bersyukur.

Hidup itu seperti orang naik sepeda. Di dalam hidup kita bisa melihat keindahan alam. Bisa kenal dengan orang-orang yang luar biasa, dan bisa meraih cita-cita kita. Sungguh nikmat sekali. Hidup terasa nikmat sekali jika berjalan mendatar dan menurun. Kita nggak usah capek-capek menggowes, sepedanya sudah jalan sendiri. Seperti itulah kalau kehidupan jika dikelilingi oleh berbagai kesenangan dan kebahagiaan. Kehidupan akan menjadi lebih berat kalau jalan sudah “menanjak”. Berbagai ujian dan tantangan dalam hidup itu persis seperti jalan menanjak yang kita hadapi ketika kita naik sepeda. Keadaan ini pasti akan selalu silih berganti. Kadang ada jalan menurun, kadang ada jalan menanjak. Kalau jalan menanjaknya panjang, jalan menurunnya kemungkinan akan sama panjangnya, setelah itu barulah jalan datar kembali, dan kita bisa menikmati pemandangan di sekitar kita. Kita mesti menghadapi semua itu dengan penuh kesabaran
.
Ketika jalan menurun pun kita mesti tetap hati-hati. Kita harus tetap mengendalikan stang dan rem sepeda, karena kalau kita kurang awas dalam mengendalikan keduanya, bisa saja kita nyungsep di tikungan terus masuk ke selokan. Begitu juga dengan hidup, ketika hidup kita sedang penuh dengan kebahagiaan dan kemudahan, kita harus tetap mengendalikan “rem” dan “stang” kehidupan. Jangan sampai karena kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan dalam hidup kita kemudian kita menjadi sombong dan ujub. Jangan sampai jika kita mendapatkan kemudahan dalam bentuk harta, misalnya, kemudian kita menjadi pelit. Ketika jalan menurun pun kita harus tetap mengendalikan hidup kita dengan rem dan stang, jangan sampai nyungsep di selokan. Hidup itu memang seperti naik sepeda. Hehe…

Oia mang, saya ada sedikit catatan juga tentang NoPain, No Gain. Jadi pepatah Inggris ini bunyinya No Pain, No Gain. Pain artinya nyeri, atau rasa sakit, dan gain artinya hasil yang kita dapat. Secara umum pepatah ini artinya, kalau kita tidak merasakan nyeri, kemungkinan besar tidak akan ada hasil yang kita dapat. Kalau kita tidak mau bersusah payah berjuang, kemungkinan besar tidak akan ada hasil yang kita dapat.  Kalau kita mau mendapatkan hasil, berarti kita harus mau bersusah payah, merasakan nyeri dan perih. Pepatah barat ini memang benar, karena kehidupan pasti akan selalu seperti itu. Subhanallah… 

Posting Komentar