pengalaman spirituil di kereta


Bismilahirohmani rohim tidak terlalu lebay jika kiranya saya memberi judul tulisan ini dengan pengaalaman spiritul di kereta hehhe, saya tulis artikel ini pas barupulang dari jakarta menjengup keponakan yang sudah lama gak ketemu hanya bersua di fb dan sms saja,,, dan anak itu sudah menanyakan “kapan ke jakarta mang idang” itulah sapaan hangat dari mereka,,, ya tadinya mau sabtu menggu depan tapi kebaikan gak boleh di tunda-tunda ya udah ahirnya der lah,,,,  walau sama bos di tanyain karena ada tugas yang harus selesai,,,, nah lo!!! Ya la haula kita berpasrah pada Allah… habis kalau kerja juga hari sabtu sama minggu bawaanya mau pulang mulu,,,, ah jadi gak betah gitu… so di paksakan saja ke jakarta mumpung duit masih ada hehhe…

Nah kembali ke pembahasan perjalanan pulang dari jakarta lah yang penuh makan seakan menyadarkan saya,,,  jadi ceritanya saya ke jakarta daerah perumas jakarta timur nah, berangkat dari bogor pakai kereta menuju jakarta kota lalu turun di manggarai dari manggarai naik kereta lagi ke bekasi jatinegara turun di pondok kopi,, nah karena naik kereta dua kali maka pulangnya cari solusi buat satu kali. Jadinya saya naik busway ke jatinegara dari perumas itu, nah sesudah sampai di stasion jati negara saya pesan tiket commeter yang ac buat ke bogor. Selidik punya selidik ternyata kalau dari jatinegara ke bogor itu muter dulu jadi lama… solusinya naik jatinegara arah ke manggarai nah dari mangarai itu baru naik yang bogor,,,


Bingung??? Apalagi saya yang mengalaminya,,, ini pertama ke rumah saudara itu,, nah harusnya kan saya naik kereta yang ac. Eamng dari berangkat juga saya memilih yang ac karena takut berdesak-desakan dan panas,,, walau harus berdiri sepanjang jalan. Pas saya pulang walau saya bawa tiket ac tapi saya terjebak di bis ekonomi kenapa? Karena saya lihat bis ac lama dan itu sudah lumayang malam. Ahirnya saya naik lokomotif ekonomi  walau deg,,degan takut salah naik tapi alhamdulilah tidak,,, nah subhanawllah di kereta ekonomi itu full intertaimen hehehhe ada sekitar 5 apa 7 penyanyi yang hilir mudik dari mulai ebit g ad samapi dangdut,,,, dan tak lupa tentu pedagang mulai dari buku buah-buahan makanan, bahkan pernak pernik,,,,
Dimana pengalaman spiritualnya?

Nah di kereta itulah,,, saya hampr nangis supe deh,,, pengen banget nangis,,,, nih belah dadagu kalau gak percaya,, (gak nyambung nih,,,) begini semoga ini menjadi inspirasi bagi anda dan pelajaran buat saya juga… saya menyadari satu hal pada diri saya yang jarang tersentuh hati ,,, dan jarang nangis begitu karena dosa bukan karena hutang atau sulitnya hidup,,, mearas bahwa hati ini amat keras,, saya rasakan itu. Sulit dalam kebaikan,,, dan ingin menentang dan sebagai macam lah,,, gak ada hujan dan gak ada angin saya di kereta itu pengen nangis tersentuh sekali,,,

Ada dua hal yang menyebabkan kenapa seseorang tidak tersentuh hatinya,,, melihat sesuatu yang seharusnya memilukan dan membuat prihatin,, apakah dua hal itu?

Yang pertama : seseorang tidak tersentuh hatinya jika dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang memang seharusnya menyentuh hati,,, karena lingkunganya demikian jadi seakan kejadian itu biasa-biasa saja padahal hal itu bisa menjadi sebuah hal yang menyentuh bagi hatinya…

Yang ke dua (dan ini yang saya alami) karena memang keadaan yang membuat itu tidak terlihat seolah tidak ada,,, seolah tidak nya seolah itu hanya sebuah cerita sebelum itu muncul di depan mata kita.. dan ketika sudah muncul depan mata kita dan kita masih tidak tersentuh barangkali kita yang ketiga terlalu keras hatinya,,,,,,

Nah kenapa saya tersentuh? Memangnya apa yang saya lihat…? Cek kedot… saya ambil tisu dulu nanti nangis lagi,,, nah ketika duduk di kursi kumuh keteta api itu muncul bebrapa pedagang,,, pedagang buku,,, saya lirik buku masakan,,, dan ada juga buku obat-obatan… selang kemudian ada yang dagang pernak pernik,,,, nah kemudian penjual salah 2rb dan 3 5rb hati saya mulai berbisik “ oh jadi begini bedanya dengan lokomotif yang ac dengan ekonomi. Gak ada pedagang yang mengganggu”  (sts,,,, saya beli sisir padahal….hehhehe..) nah ta selang beberapa lama ada sura musik dan itulah pengamen yang membawa kotak box spiker. Lagu Ebit G ad pun terdengar,,, suara itu semakin dekat dan saya lihat yang menyanyinya bapak-bapak yang agak tua dan matanya sudah tidak meliat nampaknya,,, dan rasa iba penumpang pun mulai tergugah dan memberikan sedikit uang,,, next belum berselang beberapa lama bahkan suara ebit G ad itu masih terdengar datang lagi pengamen yang membawa box spiker itu,,, denagan lagi dangdut,,, waduh,,, rame dah kereta, namun yang ini ibu-ibu yang tangnya ya,,, maaf kurang sempurna dan setiap orang orang yang memberi uang ibu-ibu itu akan melempar senyum,,,  dan itu ditemani dengan seorang anak laki-laki,, ya usia TK lah,,, astagfirullah… saya mulai sedih,,

Anak sekecil itu,,, menemani sang ibu mencari uang jika melihat itu ada di tempat lain ada nak yang bermanja ria,,, mau ini dan mau itu,,, di sisi lain ada yang demikian,,,, mungkin inilah ke senjangan sosial,,, selanjutnya kembali ke pengamen box spiker yang lain,, ada pasangan suami istri mungkin membawa spiker box itu yang lagi-lagi matanya ya begitulah,,,, kemudian muncul lagi pengamen yang lain dan muncul lagi,,, dari setiap penyanyi box spiker itu saya berpikir bahwa betapa beruntungnya saya *mulai ambil tisu. Saya lihat lalu lalang pedagang yang menawarkan barang dagangan,,, saya lihat anak-anak. Nih yang paling menyentuh,,, ketika sebagian penumpang sudah mulai pada turun dan mulai sepi ada anak usia TK yang yang pakai kaos dalam dan celana dalam yang sangat kucel begitu berlari-lari di antara penumpang.

What?... ini bocah siapa?... mana ortunya? Astagfirulloh sumpe dalam hati saya pertama kali tersurat dalam pikiran adalah ini seperti anak kucing aja lalu lalang begitu,,, kucing biasa ini anak manusia,,,,, dan itu cukup lama kemana ortunya,,,, ? nah kemana wakil rakyat yang megah itu ini ada anak manusia yg udah kaya kucing keliaran gak ada ortu,,, terpikir juga mungkin dia lahir kemudian di bisa pake baju dan bisa langsung mandiri hidup di statsion habis dia lari-lari…. Gak ada yang menegor,, dan itu jadi pusat perhatian… tak lama kemudian ada yang bersih,, bersih berharap itu petugas kebersihan? Jangan harap ! bukan itu seorang wanita yang tidak begitu tua dan rambutnya di ikat,,, dan itulah ibu dari anak itu dan anak itu tidak sendiri ada kakaknya juga… cewe ya maaf sama-sama lecek,, dan ibu itu dengan bermodalkan sapu,, yang patah membersihkan lantai kereta api dan sesekali meminta-minta,,,,

Astagfirulloh hati saya benar-benar pilu melihat itu,,, betapa beruntungnya saya seandainya saya jadi anak itu dan itu orang tua saya,, saya inget wejengan Ust, felix siau bahwa anak itu adalah bagian tubuh wanita yang di pisahkan dan itu bisa berkembang dan tumbuh jadi individu baru,,, seandainya kita potong bagian tubuh wanita belum tentu,,, bisa tumbuh dan berkembang,, itulah kekuasaan Allah. saya membayangkan seandainya jika kita bersikap kurang pantas pada orang tua kita,,, apakah itu hanya melangkahinya,, berkata  ah,,, atau hanya menolak perintah beliau dan mungkin ortu gak begitu perduli dan gak sakit hati dan menganggap itu bisa-bisa saja,,, dan kita yang melakukan juga ah,, gak ada masalah,,,

“MAKA SEBENARNYA ITU MASALAH BAGI ALLAH” Allah yang menjadikan ibu kita sebagai beban kandungan selama 9 bulan yang di susahkan walau ibu ridho senang dengan itu,,, dan kemudian kita lahir Allah memperhatikan sikap kita pada orang orang tua kita,,, jika sikap kita tidak pantas tidak sopan walau kita biasa-bisa saja tidak ada niat untuk menghina atau tidak menghormati dan orang tua kita juga melihat itu tidak apa-apa dan biasa. Bagi Allah itu tidak bisa,,, nah takutnya Allah menegur kita dengan sesuatu yang memang sesuatu yang tidak kita inginkan, jadi memang bakti pada ortu itu harus dilakukan walau itu kelihatanya itu kan bisa tapi di hadapan Allah itu tidak baik,, dan tidak layak,,,

Dari perenungan itu saya merasa beruntung dan merasa kurang baik pada orang tua,,, pelajarang terbesar adalah saya yang saat ini masih mengeluhkan diri mengeluhkan pekerjaan padahal kalau di lihat dari pangung di kereta tadi,,, harusnya saya bisa lebih bersukur dan berpikir lagi atas apa yang tidak saya inginkan dalam kehidpan… alih-alih saya mengeluh alangkah baiknya saya besukur dan memperbaiki diri… dan beristigfar,,, ya betapa beruntungnya saya,,, saya belum maksimal bekerja,,, masih berpikir dangkal… inilah epaluasi yang saya dapat dari saya selama ini dan menjadi jawaban atas pertanyaan saya selama ini,,,

Ah subhanawlloh kereta ekonomi itu begitu banyak makna,, jadi pembaca sekali jangan di biasakan di pasilitas yang nyaman yang bisa anda raih dan dapatkan coba lah rasakan hal yang lain yang berbeda yang di rasa orang lain,,, yang mungkin tidak bisa mendapatkan yang kita dapatkan,,, saya yakin jika itu kita lakukan bisa jadi itu yang akan melembutkan kembali hati kita… bukan malah jadi kesombongan… dan senadainya kita sudah terlalu nyaman dalam kehidupan maka hal demikian tidak akan kita dapat. Ok itu saja semoga jadi pembelajaran buat saya dan anda…. Wasallam,,,,,,,,, 

Posting Komentar